Nurul Huda Tutup Usia, Pejabat Publik dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit hingga Menteri Pertanian RI Turut Berduka Cita

Karangan bunga duka cita dari Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo atas meninggalnya Ibunda dari Rizqi Fathul Hakim Ketua Umum PB INSPIRA

Bogor | Berita duka cita telah meninggal dunia Ibu Nurul Huda binti H.Saili, ibu kandung dari Ketua Umum Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) Rizqi Fathul Hakim pada hari ini Ahad/Minggu pukul 03.30 WIB tanggal 3 Dzulkaidah 1445 Hijriah bertepatan dengan tanggal 12 Mei 2024 Masehi di Kedung Halang, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat.

Ibu Nurul Huda meninggal dunia di usianya yang ke-48 tahun. Berbagai karangan bunga memenuhi pekarangan rumah dari orang tua Ketua Umum organisasi ternama ditanah air ini. Mulai dari dari Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, Wakil Ketua DPR RI/Ketua Harian DPP Partai Gerindra Prof Sufmi Dasco Ahmad, Rektor IPB University/Ketua Umum ICMI Pusat Prof Arif Satria, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Akhmad Wiyagus, Koor Spripim Polri Kombes Pol Dedy Murti Haryadi, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, Ketua KPU Kabupaten Bogor/Mantan Bendahara Umum PB INSPIRA Muhammad Adi Kurnia, Calon Walikota Bogor Dedie Rachim dan masih banyak lagi.

Selain para pejabat publik, para Pimpinan Pondok Pesantren juga turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Nurul Huda, bahkan seperti Pimpinan Pondok Modern Assalam Sukabumi KH Encep Hadiana, Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Um Pagentongan Bogor KH Muhtadin Mukhlis Shobir dan Pimpinan Pondok Pesantren Fadlan Mubina Bogor KH Ahmad Rifai menggelar pengajian khusus untuk mendo’akan almarhumah Ibu Nurul Huda binti Saili.

Rizqi Fathul Hakim menceritakan bahwa sebelum Ibunda yang telah melahirkannya meninggal dunia, Ibundanya sempat menitipkan pesan kepadanya dan memberikan wasiat agar semua keluarganya senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pesan tersebut dituliskan oleh almarhumah Ibu Nurul Huda, dan ditemukan didalam lemari baju.

“Kemarin sore sebelum maghrib mamah nasehatin saya agar jangan terlalu banyak begadang dan terus beribadah kepada Allah, lalu setelah itu saya pulang, nah ketika jam 02.00 WIB malam saya kebangun dari tidur dan serasa pengen balik lagi kerumah Ibu saya, tapi takut mengganggu waktu istirahatnya, akhirnya saya memutuskan untuk tetap dirumah dengan keadaan pintu rumah terbuka lebar, lalu jam 3.30 WIB pagi saya mendapatkan kabar bahwa Ibunda saya telah meninggal dunia dalam keadaan berwudhu,” ungkap Rizqi Fathul Hakim kepada media.

Rizqi mengatakan bahwa ia ditelpon oleh Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso yang telah mendapatkan kabar duka tersebut, lalu Kombes Bismo mengirimkan mobil ambulans dan 3 orang dokter dari RS Bhayangkara Kota Bogor ke rumah duka.

Rizqi juga mengatakan bahwa ada pesan wasiat dari almarhumah Ibundanya yaitu Nurul Huda binti H.Saili. Pesan tersebut tersimpan didalam lemari baju dan ditemukan oleh ayahnya Achyani.

“Aku tidak akan menuntut apapun dari kalian. Jika kalian menyayangiku, tak perlu kalian berikan aku emas permata. Cukuplah kalian menjalani perintah Allah dan Rasul-Nya, itu sudah cukup membuatku bahagia,” bunyi surat yang ditulis oleh Almarhumah Ibu Nurul Huda tersebut sebelum meninggal.

Ibu Nurul Huda dikenal sebagai sosok guru mengaji dan pedagang makanan di Villa Bogor Indah. Sejak kecil beliau selalu mendapatkan Juara 1 Lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Rangking 1 dikelasnya. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang baik hati, ramah, suka berbagi, memprioritaskan pendidikan anak dan hidup sederhana.

“Ibu Nurul mah baik banget orangnya, orang-orang sini juga pada tau,” ungkap Ernawati salah satu warga Kedung Halang.

Pihak keluarga memohon keridhoan dan keikhlasannya kepada seluruh masyarakat yang mungkin apabila semasa hidupnya Ibu Nurul Huda ada kesalahan, baik yang disengaja atau yang tidak disengaja, agar berkenan dengan ikhlas untuk memaafkannya.

Dikabarkan bahwa Ibu Nurul Huda tidak mengidap penyakit apapun, bahkan bisa dikatakan beliau sehat-sehat saja.

“Ini sudah menjadi taktdir yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Ankabut ayat 57 yang berbunyi ‘Kullu nafsin dzaa’iqotul maut, Tsumma ilainaa turja’uun’, yang artinya: Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan,” tutup Rizqi Fathul Hakim.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *