Dari Kabareskrim ke Irwasum, INSPIRA Apresiasi Rotasi Strategis Komjen Wahyu Widada

JAKARTA – Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) menyatakan dukungan penuh atas penunjukan Komjen Pol. Wahyu Widada sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri. Rotasi strategis ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1764/VIII/KEP/2025 tertanggal 5 Agustus 2025, sebagai bagian dari penyegaran 61 jabatan penting di tubuh Polri.

Rizqi Fathul Hakim, Ketua Umum PB INSPIRA, menegaskan kesesuaian keputusan ini. “Penunjukan Komjen Wahyu Widada sebagai Irwasum dinilai tepat. Rekam jejak integritas dan kompetensi beliau menjamin efektivitas fungsi pengawasan internal Polri,” tegas Rizqi dalam keterangan resminya, Rabu (6/8/2025).

Mutasi besar-besaran yang diumumkan Kadiv Humas Irjen Sandi Nugroho ini mencatat perpindahan Widada dari posisi Kabareskrim ke Irwasum, menggantikan Komjen Dedi Prasetyo yang naik sebagai Wakapolri. Rotasi ini menandai babak baru dalam karir perwira kelahiran Sleman ini.

Profil Widada mengesankan, yakni lulusan terbaik Akpol 1991 (Adhi Makayasa) dengan spesialisasi reserse dan pendidikan penerbangan. Jejak karirnya membentang dari Kapolsek Metro Pademangan (2001), Kapolres Tangerang (2010), hingga pimpinan Polda Gorontalo (2019) dan Aceh (2020). Pengalaman lapangan ini diperkuat oleh jabatan strategis seperti Kabaintelkam (2023) dan Kabareskrim (2023-2025).

“Latar belakang komando di wilayah rentan konflik dan penanganan kasus strategis membentuk kapasitas pengawasan holistik. Ini modal krusial untuk mengawal transparansi internal Polri,” papar Rizqi Fathul Hakim.

Prestasi operasional Widada mencakup tiga kasus monumental seperti penggagalan jaringan narkotika internasional di Aceh (2020) dengan sitaan 61 kg sabu, pengungkapan korupsi pajak BBNKB Rp1,7 miliar saat memimpin Polres Tangerang, dan pembongkaran korupsi proyek Sungai Ciujung melalui audit ketat pembangunan fisik

Kompetensi teknisnya teruji melalui pendidikan bergengsi seperti Sekolah Penerbang (1995), PTIK (1998), Sespim Polri (2006), dan Sespimti (2014). Kombinasi keahlian investigatif dan manajerial ini menjadi alasan utama Kapolri menugaskannya di posisi pengawasan tertinggi.

“Transisi dari Kabareskrim ke Irwasum menunjukkan kepercayaan institusi. Pengalaman beliau menangani kasus kompleks menjadi nilai tambah untuk fungsi audit internal,” tambah Rizqi.

Tantangan utama Widada mencakup penguatan sistem pengawasan berbasis teknologi, pencegahan malpraktika, dan optimalisasi akuntabilitas anggaran. Fungsi Irwasum menjadi kunci implementasi “Prediktif, Responsif, Transparan” yang diusung Kapolri Sigit.

PB INSPIRA berkomitmen mendukung kinerja Irwasum baru melalui program pengawasan partisipatif masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat tata kelola Polri yang akuntabel dan berintegritas.

Pos terkait