Jakarta – Pimpinan Pusat Ahlu Harakatissalaam Li Nahdlotil ‘Ummah (PP Ahsanu) secara resmi mendukung Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman untuk menduduki posisi menteri dalam Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Organisasi ini menilai mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-33 tersebut layak memimpin kementerian yang membidangi urusan dalam negeri, mengingat rekam jejak kepemimpinan dan pengalamannya yang luas.
Ade Kosasih, Pimpinan Mustasyar PP Ahsanu, menegaskan bahwa jabatan strategis di kabinet Merah Putih harus diisi tokoh berpengaruh dengan kapasitas mumpuni. “Jenderal (Purn.) Dudung Abdurachman memiliki jam terbang tinggi, integritas, dan visi yang selaras dengan kebutuhan bangsa. Kami yakin beliau mampu memberikan kontribusi besar untuk kemajuan dalam negeri,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (4/5/2025).
Latar belakang karier militer Dudung menjadi sorotan utama. Pria kelahiran Bandung ini memulai pengabdiannya di Akademi Militer Magelang (1985–1988) dan meniti karier di cabang infanteri. Jejaknya diwarnai berbagai posisi kunci, seperti Komandan Rindam II/Sriwijaya, Dandenma Mabes TNI, Wakil Gubernur Akmil (2015-2016), Staf Khusus Kasad (2016-2017), Waaster Kasad (2017-2018), Gubernur Akmil (2018-2020), Pangdam Jaya (2020–2021), Pangkostrad (2021), hingga KSAD (2021–2023). Kebijakannya saat memimpin Angkatan Darat dinilai membawa transformasi signifikan, terutama dalam modernisasi alutsista dan strategi pertahanan.
Tak hanya di ranah militer, Dudung juga mengukir prestasi akademis. Ia meraih gelar S1 dari Universitas Krisnadwipayana (2010), S2 dari STIE Makassar (2013), dan S3 dari Universitas Trisakti. Pada 2023, Purnawirawan jenderal bintang empat ini bahkan dikukuhkan sebagai guru besar manajemen strategis di Sekolah Tinggi Hukum Militer AHM-PTHM. “Latar belakang multidisiplin ini membuat beliau memahami dinamika politik, sosial, dan keamanan secara holistik,” tambah Ade Kosasih.
PP Ahsanu menekankan bahwa pengalaman Dudung dalam menjalin sinergi sipil-militer menjadi nilai tambah. Selama menjabat KSAD, ia aktif membangun komunikasi dengan akademisi, tokoh masyarakat, dan lembaga sipil. Kemampuan ini dianggap krusial untuk mengelola kebijakan dalam negeri yang kompleks. “Figur seperti Jenderal Dudung dibutuhkan untuk memastikan kebijakan pemerintah menyentuh akar persoalan dan diterima masyarakat,” papar Ade.
Dukungan ini juga didasari oleh partisipasi Dudung dalam puluhan pelatihan strategis, mulai dari Sesarcabif, Diklapa I/II, Seskoad, hingga Lemhannas PPRA 52. Pelatihan tersebut membentuk kapasitasnya dalam merancang kebijakan berbasis data dan antisipasi ancaman multidimensi.
Di tingkat nasional, PP Ahsanu yakin kepemimpinan visioner Dudung dapat mendorong kesuksesan program prioritas Prabowo-Gibran, terutama di sektor reformasi birokrasi, dan urusan dalam negeri. PP Ahsanu menilai sosoknya mampu menyelaraskan kebijakan pemerintah dengan aspirasi publik, sesuai visi Asta Cita yang diusung Presiden terpilih.
“Dudung Abdurachman bukan hanya simbol disiplin militer, tetapi juga figur yang paham seni bernegosiasi dan membangun konsensus. Ini modal penting untuk memastikan kabinet bekerja efektif,” tegas Ade.
Sebagai KSAD, Dudung tercatat menginisiasi program peningkatan kesejahteraan prajurit dan modernisasi sistem logistik TNI AD. Langkah ini diyakini mencerminkan kemampuannya mengelola sumber daya besar dengan prinsip transparansi.
PP Ahsanu berharap, dengan pengalaman 38 tahun di militer dan jejaring luas di kalangan sipil, Dudung dapat menjadi jembatan penghubung antara pemerintah dan masyarakat. “Kabinet Merah Putih perlu diisi tokoh yang mampu menciptakan harmoni, bukan hanya jargon politik,” tutup Ade.