INSPIRA Apresiasi Gubernur Banten Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Pendidikan Inklusif

Banten – Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) memberikan apresiasi kepada Gubernur Banten, Andra Soni atas peresmian Unit Layanan Disabilitas (ULD) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten. Langkah strategis ini dinilai sebagai terobosan penting dalam mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan bagi penyandang disabilitas di seluruh wilayah Provinsi Banten.

Ketua Umum PB INSPIRA, Rizqi Fathul Hakim menyatakan komitmen pemerintah daerah ini sebagai wujud nyata pemerataan hak dasar. “PB INSPIRA memberikan apresiasi kepada Gubernur Andra Soni atas peresmian Unit Layanan Disabilitas. Kehadiran ULD bukan sekadar fasilitas tambahan, melainkan fondasi krusial dalam membangun ekosistem pendidikan yang benar-benar inklusif dan berkeadilan bagi seluruh anak Banten,” tegas Rizqi dalam keterangan resminya, Selasa (10/06/2025).

Peresmian ULD berlangsung bersamaan dengan pembukaan Lomba Kompetensi Indonesia (LKI) tingkat SMK di SMKN 1 Anyer, Selasa (10/06/2025). Dalam sambutannya, Gubernur Andra Soni menekankan prinsip kesetaraan sebagai inti kebijakan ini. “Penyandang disabilitas harus memperoleh kesempatan yang sama, kesempatan yang luas untuk mendapatkan pendidikan yang layak, kesempatan yang luas untuk bekerja dan berkarier, serta kesempatan yang luas untuk berprestasi,” ucap Andra.

Gubernur Andra Soni secara rinci memaparkan tiga pilar harapan Pemprov Banten dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Pertama, penciptaan lingkungan kelas yang hangat dan menerima keanekaragaman melalui komunikasi efektif. Kedua, penerapan kurikulum multilevel dan multimodalitas yang fleksibel. “Konsekuensinya adalah adanya fleksibilitas kurikulum, penerapan layanan program individu, atau pendekatan proses kelompok dalam implementasi kurikulum yang multilevel dan multimodalitas tersebut,” jelas Andra, menekankan perlunya pergeseran paradigma pembelajaran.

Pilar ketiga adalah transformasi metode pengajaran. Andra Soni menyerukan penggantian model kelas tradisional dengan pendekatan interaktif dan kolaboratif. “Guru tidak lagi berjuang sendirian. Murid-murid harus bekerja sama, saling mengajar, dan aktif berpartisipasi. Pendidikan khusus harus membentuk kerja sama, bukan kompetisi. Semua anak berada di satu kelas untuk bekerja sama dan saling belajar,” tegasnya.

Rizqi Fathul Hakim menyoroti keunggulan konsep kurikulum yang diusung Gubernur. “Pendekatan multilevel dan multimodalitas yang dicanangkan Gubernur Andra Soni melalui ULD ini adalah solusi cerdas. Ini menjawab kebutuhan riil akan personalisasi pembelajaran bagi disabilitas, sekaligus menjadi model rujukan nasional dalam mewujudkan pendidikan yang benar-benar ramah bagi semua,” pungkasnya.

ULD diharapkan menjadi pusat koordinasi dan fasilitasi bagi Sekolah Khusus (SKh) dan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Banten. Unit ini bertugas memastikan implementasi tiga pilar Gubernur, termasuk pendampingan guru, pengembangan materi ajar adaptif, serta kolaborasi dengan orang tua dan komunitas disabilitas.

Rizqi menambahkan bahwa langkah Gubernur Andra Soni ini memiliki dampak jangka panjang yang strategis. “PB INSPIRA memandang inisiatif Gubernur Banten ini sebagai investasi SDM berharga. Dengan memastikan akses pendidikan berkualitas bagi penyandang disabilitas sejak dini, kita sedang membangun fondasi bagi terciptanya generasi yang mandiri, produktif, dan mampu berkontribusi maksimal bagi pembangunan Banten ke depan,” pungkas Ketua Umum PB INSPIRA. Peresmian ULD menandai komitmen berkelanjutan Pemprov Banten dalam menciptakan tatanan sosial yang lebih inklusif.

Pos terkait