Jakarta – Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) memberikan apresiasi kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri atas penerapan protokol sanitasi dan keamanan pangan yang super ketat. Langkah ini dinilai sebagai upaya konkret dan proaktif untuk mencegah terjadinya kasus keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ketua Umum PB INSPIRA, Rizqi Fathul Hakim menyatakan bahwa komitmen SPPG Polri dalam menjaga standar kebersihan dan keamanan pangan patut diacungi jempol. “INSPIRA mengapresiasi langkah antisipatif yang dilakukan oleh SPPG Polri. Protokol sanitasi yang ketat ini merupakan bentuk nyata perlindungan terhadap kesehatan masyarakat, khususnya anak sekolah sebagai penerima manfaat MBG,” ujarnya.
Apresiasi serupa juga datang dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan sejumlah legislator di DPR RI. Mereka menilai penyediaan alat rapid test untuk menguji mutu menu MBG di SPPG Polri merupakan inovasi yang crucial.
Bertempat di SPPG Polri Pejaten, Jakarta Selatan, suasana dapur terasa sangat steril dan kebersihannya terjaga ketat. Setiap proses produksi makanan diawasi dengan ketat. Brigjen dr. Nyoman Edy dari Gugus Tugas MBG Mabes Polri memaparkan bahwa rapid test menu MBG dilakukan dalam dua tahap berlapis untuk memastikan keamanan pangan.
“Yang pertama adalah metode organoleptik. Petugas melihat, mencium bau, menyentuh tekstur, dan mencicipi makanan untuk memperkirakan kelayakannya,” jelas Nyoman, Kamis (2/10/2025). Hanya jika lolos tahap ini, makanan akan memasuki tahap kedua, yaitu uji reagen kimiawi dengan alat khusus.
Lebih lanjut, Tetty Seppriyanti, anggota tim yang sama, mendemonstrasikan cara kerjanya. Sampel setiap makanan diambil sekitar 10-20 gram, kemudian dihancurkan dan dicampur air. Cairan itulah yang kemudian diuji dengan berbagai reagen untuk mendeteksi kandungan berbahaya seperti arsen, sianida, nitrit, dan formalin.
“Untuk arsen, uapnya diambil yang menempel di kertas lakmus. Jika berubah warna menjadi kuning atau merah, makanan tidak layak konsumsi,” terang Tetty. Perubahan warna pada reagen lain juga menjadi indikator. Warna ungu menandakan sianida, merah muda hingga hijau untuk nitrit, dan kuning hingga pink untuk formalin.
Intensitas warna yang semakin pekat menandakan kandungan zat berbahaya yang semakin tinggi. “Jika nilai indeksnya tinggi, berarti makanan tersebut tidak boleh diedarkan,” tegasnya. Rizqi Fathul Hakim menambahkan, mekanisme yang runut dan berbasis sains ini patut menjadi rujukan. “Langkah-langkah preventif seperti ini, yang melibatkan pengujian ilmiah, sangat efektif dan dapat diadopsi oleh penyelenggara program sejenis di mana pun,” tandasnya.
Proses rapid test yang komprehensif ini memakan waktu sekitar 20 menit untuk tes arsen dan 10 menit untuk masing-masing tes lainnya. Pentingnya, proses ini telah dilaksanakan sejak dini hari, dimulai pukul 05.30 WIB, sebelum makanan dikirimkan ke berbagai sekolah.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan peninjauan langsung ke Gedung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pabelan, Polres Semarang, Jawa Tengah, dalam rangka memastikan kualitas dan keamanan makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (23/9/2025). Dalam kunjungan tersebut, Kapolri menekankan pentingnya pengawasan ketat atau quality control melalui penerapan Food Security.
“Saya selalu sampaikan kepada jajaran, mulai dari proses memasak, distribusi, hingga makanan sampai di tempat tujuan harus dilakukan quality control melalui tes food security. Hal ini penting untuk memastikan seluruh makanan yang sampai ke sekolah dalam kondisi higienis dan aman dikonsumsi,” ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengonfirmasi bahwa keberhasilan SPPG Polri tanpa adanya kasus keracunan menjadi bukti keefektifan sistem ini. “Pertama, standar bangunan Polri sudah bagus. Kemudian yang kedua, mereka melakukan rapid test sebelum makanan diedarkan,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (1/10).
Dadan juga menyatakan bahwa instruksi Presiden telah dikeluarkan agar seluruh dapur SPPG di masa depan dilengkapi dengan fasilitas rapid test serupa, mengikuti model yang telah diterapkan dan terbukti sukses oleh Polri.
Dukungan dan pujian terhadap inisiatif SPPG Polri ini terus berdatangan, termasuk dari kalangan DPR RI. Komitmen multipihak ini menunjukkan keseriusan dalam menjaga kualitas program strategis nasional. Menutup perbincangan, Rizqi Fathul Hakim berharap langkah ini menjadi standar utama. “Keberhasilan SPPG Polri harus menjadi pemantik bagi seluruh pemangku kepentingan untuk tidak pernah mengkompromikan aspek keamanan pangan. Keselamatan rakyat adalah yang utama,” pungkasnya.