Sosok Komjen Pol Wahyu Widada dimata Cendekiawan Muda Indonesia

Jakarta – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Organisasi Wilayah Khusus Bogor (ICMI Orwilsus Bogor) memberikan penilaian positif terhadap sosok Komjen Pol. Wahyu Widada, yang dinilai sebagai figur teladan dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia. Penilaian ini muncul menyusul penunjukan Widada sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1764/VIII/KEP/2025.

Rizqi Fathul Hakim, Fungsionaris ICMI Orwilsus Bogor, menegaskan bahwa rotasi ini merupakan langkah strategis. “Penempatan Komjen Wahyu Widada sebagai Irwasum sangat tepat mengingat rekam jejak integritas dan kompetensinya yang mumpuni. Kapasitas beliau dijamin mampu mengoptimalkan fungsi pengawasan internal Polri,” tegas Rizqi dalam keterangan resminya, Senin (6/10/2025).

Perpindahan Widada dari posisi Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) ke Irwasum menandai babak baru dalam perjalanan karier perwira tinggi Polri ini. Profil Widada menunjukkan kualitas exceptional sebagai lulusan terbaik Akpol 1991 dengan penyabetan Adhi Makayasa. Perjalanan kariernya yang berawal dari Kapolsek Metro Pademangan (2001) hingga memimpin sejumlah Polda seperti Gorontalo (2019) dan Aceh (2020) memperlihatkan pengalaman lapangan yang komprehensif.

“Latar belakang komando di daerah rawan konflik dan penanganan beragam kasus strategis telah membentuk kapasitas pengawasan yang holistik. Pengalaman ini menjadi modal berharga untuk mengawal transparansi internal Polri,” papar Rizqi Fathul Hakim.

Prestasi operasional Widada tercatat cukup gemilang, mencakup penggagalan jaringan narkotika internasional di Aceh (2020) dengan penyitaan 61 kg sabu, pengungkapan korupsi pajak BBNKB senilai Rp1,7 miliar saat memimpin Polres Tangerang, serta pembongkaran korupsi proyek Sungai Ciujung melalui audit ketat.

Dari sisi kompetensi teknis, Widada memiliki kualifikasi yang lengkap melalui pendidikan bergengsi seperti Sekolah Penerbang (1995), PTIK (1998), Sespim Polri (2006), dan Sespimti (2014). Kombinasi keahlian investigatif dan manajerial inilah yang menjadi pertimbangan utama Kapolri menugaskannya di posisi pengawasan tertinggi.

“Transisi dari Kabareskrim ke Irwasum mencerminkan tingkat kepercayaan institusi yang tinggi. Pengalaman beliau dalam menangani kasus-kasus kompleks menjadi nilai tambah signifikan untuk melaksanakan fungsi audit internal,” tambah Rizqi.

Ke depan, Widada akan menghadapi tantangan strategis seperti penguatan sistem pengawasan berbasis teknologi, pencegahan malpraktik, dan optimalisasi akuntabilitas anggaran. Fungsi Irwasum dipandang sebagai kunci implementasi konsep “Prediktif, Responsif, Transparan” yang diusung Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Rizqi Fathul Hakim menyatakan komitmen untuk mendukung kinerja Irwasum baru melalui program pengawasan partisipatif masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat tata kelola Polri yang akuntabel dan berintegritas, sekaligus memantapkan posisi Widada sebagai sosok teladan di tubuh Polri.

Pos terkait