Oleh : Mirta Putri Maini
Ketika kita memasuki bulan suci Ramadhan, kita wajib bersuci.Jika dilihat dari segi etimologisnya, mandi balimau adalah mandi dengan menggunakan rempah-rempah. Selain jeruk nipis, masyarakat juga menggunakan daun padan yang diiris dan berbagai macam bunga.
Balimau merupakan salah satu tradisi turun mandi masyarakat Minangkabau yang dilakukan sebelum atau sesudah Ramadhan. balimau dilakukan hanya menjelang puasa, tradisi balimau ini mempunyai proses yang berbeda-beda disetiap daerah. di pesisir selatan disebut balimau pasa, tradisi yang diadakan di lapangan terbuka, berbeda dengan balimau daerah Padang yang dilakukan di sungai-sungai terdekat.
Dilihat dari sejarah tradisi mandi Balimau, belum ada informasi pasti mengenai asal usulnya. Namun, masyarakat tetap melanjutkan tradisi ini setiap tahun.Kali ini saya akan pergi ke salah satu sungai Padang untuk melihat dan mengikuti tradisi Balimau ini. Selama perjalanan banyak orang yang ingin mengikuti tradisi Balimau itu, banyak orang yang datang dan hasilnya Terjadi kemacetan lalu lintas menuju Lubuk, bahkan ketika salah satu petugas polisi mengendalikan jalan untuk mencegah kekacauan atau kecelakaan.
Jadi sebelum kita ke Balimau kita mandi seperti biasa, setelah mandi jangan lupa kita cuci rambut, lalu kita basuh dengan rempah tersebut, rempah tersebut kita rendam dan digosok, lalu kita bilas di kepala kita. Oh iya, jangan lupa niatnya ya kawan.
Tradisi yang diwariskan secara turun temurun ini sangat populer dan digemari di kalangan masyarakat Minangkabau, khususnya remaja dan anak-anak. Setelah beberapa waktu kita berada di Lubuk Minturun dan mengikuti tradisi balimau ini jadi jangan lupa untuk membeli atau menyiapkan rempah-rempah seperti jeruk nipis, daun pandan, bunga mawar, sabut kelapa dll.
Menurut masyarakat sekitar Balimau, orang minangkabau telah melakukan hal ini secara turun-temurun, selama bulan suci Ramadhan untuk melepaskan diri dari kejahatan atau menyucikan diri. Bahan-bahan di atas memiliki fungsinya masing-masing, misalnya jeruk nipis dapat menghilangkan minyak lengket di tubuh, menjadikan tubuh lebih segar dan bersih menjelang Ramadhan, serta akarnya mampu mengangkat sel-sel kulit mati yang menempel di kulit. kulit kayu dan guci menyembuhkan kulit dan dicampur dengan bunga harum dan daun pandan.
Tradisi mandi Balimau tidak melanggar syariat agama Islam jika dilakukan dengan benar. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, saat ini banyak dijumpai orang-orang yang berenang di Balimau, namun di tempat yang sama dengan non-muhrim (laki-laki dan perempuan), yaitu generasi muda yang mandi di pemandian umum Balimau yang sering ditemukan.
Salah satunya terletak di Lubuk Minturun, bahkan banyak orang yang berpacaran mengikuti tradisi balimau ini.Saat ini Balimau hanya untuk berenang biasa di sungai atau pemandian umum. Dia tidak melakukan Balimau yang sesungguhnya. Tujuannya semata-mata untuk melakukan perjalanan, bukan untuk bersuci dan berharap bulan suci Ramadhan, Mandi Balimau memudar karena kurangnya pengetahuan tentang mandi balimau ini.
Tradisi mandi di Balimau menjadi kontroversi karena banyak anak muda yang mandi di sungai bercampur dengan teman-teman muslimnya. Tentu saja hal ini tidak diperbolehkan dan tidak wajar bagi umat Islam. Mandi Balimau sudah menjadi hal yang wajib dilakukan dengan baik, namun masih banyak masyarakat yang tidak mengikuti tradisi Balimau sesuai dengan tujuan Balimau.
Mandi Balimau hanya omong kosong belaka. Balimau jelas berusaha menyucikan diri dan membersihkan dirinya menjelang bulan suci Ramadhan, sementara banyak anak muda yang berada di pemandian umum mengatakam bahwa ia sedang mandi Balimau padahal tidak dengan ketentuannya, namun di tempat yang sama yang tidak ada siapa pun yang menjadi mahrimnya.
Mandi di Balimau di tempat yang sama dengan lawan jenis, dan tentunya tidak muhrim, hal ini tidak termasuk ajaran Islam dan bisa menjadi tradisi sesat jika dilakukan dengan mandi Balimau, namun di tempat yang sama dan waktu yang sama dengan lawan jenis. Mandi di Balimau hanya untuk berwisata ke pemandian umum yang terkenal, bukan untuk membersihkan dan menyucikan diri menjelang bulan suci Ramadhan yang telah lama diyakini.
Tujuan mandi di Balimau sejak dulu adalah bersuci untuk menyambut bulan suci Ramadhan, bukan untuk bermain atau melakukan hal yang tidak wajar dengan mandi bersama orang yang bukan mahram orang lain. Tentunya jika Balimau masih dilakukan dengan cara ini, banyak orang yang tersesat dalam tradisi yang sudah pasti salah dan tidak boleh dilakukan dengan cara tersebut.
Saat melakukan mandi Balimau anda bisa berenang namun tidak di tempat dan waktu yang sama dengan lawan jenis kecuali pasangan anda, seperti berenang di tempat wisata Pemandian umum terkenal dengan banyak orang yang datang ke sungai tempat berenang. Sebaiknya dilakukan di rumah dan tentunya dengan niat dalam hati untuk mensucikan diri menyambut bulan suci Ramadhan dan berpuasa Ramadhan untuk mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Tradisi Balimau di Minangkabau hampir sama dengan budaya India. Seperti kita ketahui, masyarakat India sering mandi di sungai Gangga pada acara-acara khusus seperti Makara Sankrati (penyembah dewa matahari), Raksabandha (memperkuat ikatan orang lain di India) atau Vasansta panchami (penyucian diri). orang India).
Dahulu tidak semua orang bisa mandi bersih entah karena kurangnya sabun, air bersih, mungkin karena kesibukan orang bekerja atau sebab lainnya. Pada masa itu jeruk nipis digunakan sebagai pengganti sabun balimau di daerah Minangkabau yang mempunyai banyak khasiat untuk membersihkan tubuh. Tradisi Balimau juga ada di luar Minangkabau di provinsi Lampung dan Riau.
Penulis adalah mahasiswi Program Studi Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.