PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut melalui Aviation Fuel Terminal Minangkabau memberikan pendampingan kepada masyarakat pesisir Pantai tiram dalam pengembangan potensi tanaman nipah (nypa fruticans) bertempat di Tiram, Nagari Seulayat Ulakan, Kabupaten) Padang Pariaman, (16/52024) .
Tumbuhan nipah tergolong salah satu jenis tumbuhan penghuni komunitas hutan mangrove bagian belakang (perbatasan ekosistem mangrove dengan daratan), tumbuh di sepanjang sungai yang tersebar hampir merata hingga ke muara pantai Tiram, Ulakan.
- BEM KM Universitas Dharma Andalas Gelar Dialog Publik Penuh Gagasan Bertemakan “Penegakan Hukum dan Kebijakan: Mengakhiri Tambang Ilegal di Sumatera Barat”
- Padang Tidak Layak Lagi Menjadi Ibukota Provinsi Sumatera Barat
- Aktivis Nasional Asal Piaman Laweh Kritisi Pengangkatan Dan Mutasi Pegawai Karena Menyalahi Aturan PP Nomor 49 tahun 2008.
Pantai tiram merupakan kawasan konservasi yang memiliki potensi nipah yang besar yaitu seluas 7 hektar. Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan buah nipah yang muda untuk sayur dan lidinya untuk sapu, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang manfaat dan cara pengolahan nipah.
Oleh karena itu, Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal Minangkabau melalui Program CSR melakukan pendampingan sebagai bentuk kontribusi dan membangun masyarakat agar lebih berdaya melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas pada masyarakat untuk pengolahan dan diversifikasi produk nipah menjadi nilai ekonomis, seperti ; pemanis, jelly, es krim dan makanan alternatif yang dapat dijadikan usaha kelompok masyarakat.
Pelatihan pengolah nipah ini diikuti oleh 29 orang masyarakat pesisir tiram, yang terdiri dari kelompok wanita nelayan, kelompok UMKM, kelompok konservasi Raja Samudera, dan Pol Airud Ulakan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya yang ada. Selain itu, pemanfaatan hutan nipah juga mengurangi potensi alih fungsi lahan untuk kegiatan perkebunan sehingga ekosistem pantai dan rawa habitat tanaman nipah serta mangrove menjadi terjaga.
Pak Juwaldi selaku pembina kelompok Raja Samudera menyebutkan bahwa pelatihan pengolahan nipah kali ini sangat dibutuhkan kelompok dan memiliki manfaat yang sangat besar, karena Pantai Tiram merupakan Kawasan wisata dan hasil olahan nipah ini nantinya dapat meningkatkan ekonomi ibu-ibu dan kelompok UMKM lainnya.
“Potensi tanaman nipah di Tiram, Ulakan sangat besar, Pelatihan ini merupakan bentuk peningkatan kapasitas, serta edukasi kepada seluruh masyarakat pesisir pantai untuk menjaga dan merawat ekosistem nipah dan mangrove, serta meningkatkan awareness akan pentingnya menjaga kawasan konservasi di Ulakan,” ujar Juwaldi
Kedepannya, masyarakat pesisir tiram bisa melakukan olahan produk nipah untuk tambahan usaha dan peningkatan ekonomi baik secara pribadi maupun secara berkelompok. Melalui pelatihan ini harapannya mampu meningkatkan diversifikasi pangan di pesisir Tiram, Nagari Seulayat Ulakan, dengan begitu dapat meningkatkan ekonomi Masyarakat berbasis kawasan.
***