UNP-ku Sayang, UNP-ku Yang Malang

Beberapa tahun terakhir, Universitas Negeri Padang memang berada dalam track pembangunan yang cukup baik. Pun secara akreditasi juga demikian, hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran Rektor UNP Prof. Ganefri, P.hD. Sekilas tentu ini menjadi sebuah kebanggaan bagi keluarga besar Universitas Negeri Padang.

Pencapaian dan perkembangan UNP menjadi sorotan, begitupun Prof Ganefri dengan capaian posisi strategis di kancah nasional sebagai ketua MRPTNI dan saat ini Penanggung Jawab SNPMB 2024. Pencapaian UNP dan personal Prof. Ganefri menghantarkannya masuk dalam bursa calon Gubernur Sumatera Barat.

Bak gayung bersambut, Prof Ganefri langsung merespons dirinya yang masuk dalam bursa calon Gubernur Sumbar. Pertama, ia mengutarakan bahwa ia siap bertarung jika Pilkada Sumbar menemui jalan Head to Head. Pun berbagai upaya mulai dilakukan untuk menseriusi pencalonannya sebagai Gubernur Sumbar periode 2024-2029. Tersebarnya banner dukungan iluni terhadap pencalonan Prof Ganefri misalnya.

Nama besar UNP sebagai institusi pendidikan dan sebagai institusi akademik tampaknya menemui pepatah minang “rancak di labuah”. Kemegahan UNP tak sejalan dengan para civitas akademikanya yang miskin akan reasoning. Inilah realita yang mesti kita sadari bersama betapa malangnya UNP tercinta.

Pertama, penting untuk kita nyatakan bahwa institusi pendidikan tinggi merupakan rumah para intelektual. Betapa banyak UNP akhir-akhir ini mengukuhkan Guru Besar diberbagai bidang keilmuan. Pun berapa banyak intelektual UNP yang bergelar Doktor dan juga Magister. Namun, sudahkah para itelektual UNP menjadi intelektual berorientasi nilai? Atau sebaliknya seluruhnya menjadi intelektual berorientasi kebijakan.

Ya, itu dua kategori intelektual yang disampaikan Noam Chomsky dalam bukunya Who Rules the World. Namun intelektual UNP tampaknya sangat akrab dengan jenis yang kedua “berorientasi kebijakan”. Dalam artian intelektual yang membantu mencari pembenaran dari tindakan-tindakan keliru pemangku kepentingan. Atau setidaknya mendiamkan sebuah kesalahan demi kepentingan pribadinya.

Kita lihat beberapa waktu terakhir, Prof Ganefri secara terang benderang menggunakan UNP sebagai biduk menuju calon Gubernur Sumbar. Humas UNP melalui akun ig resmi UNP yang memposting sebuah rilis berita dengan framing membangun figurnya untuk calon Gubernur Sumbar. Begitupun Nobar Timnas Sepak Bola Indonesia yang menggunakan fasilitas kampus di susupi pesan politik Prof Ganefri menuju Gubernur Sumatera Barat.

Namun sayang, UNP-ku malang! Tak seorangpun para intelektual UNP mengkritisi tindakan-tindakan itu. Pun jika ada, itu hanya segelintir mahasiswa yang masih memiliki prinsip atau memegang nilai. Tapi mereka dianggap sebelah mata oleh Pak Rektor dan para intelektual; Guru besar, Doktor, Magister dan para sarjana yang begitu banyak di kampus tercinta Universitas Negeri Padang.

Kita sama-sama tahu, kalau akhir-akhir ini marak sekali isu tentang instansi pemerintahan dan aparat negara yang dipolitisasi untuk kepentingan politik. Tapi janganlah jadikan itu contoh untuk ditiru, UNP itu institusi akademik mari kita jaga kesuciannya!

Kepada para intelektual UNP, penulis sebagai mahasiswa biasa yang masih minim akan pengatahun ini hanya ingin saling mengingatkan. Yang akan di hisab di akhirat bukan hanya harta. Ilmu pengetahuan juga akan dihisab!

Oleh: M Hafiz Al Habsy
(Mahasiswa Biasa Universitas Negeri Padang).

Pos terkait